Tanaman sambung nyawa (Gynura procumbens) atau yang biasa disebut ngokilo (bahasa jawa) berasal dari daerah Afrika yang beriklim tropis, dan menyebar ke Srilangka, Sumatera dan Jawa. Tanaman ini tumbuh liar di pekarangan, ladang, semak, selokan dan tempat-tempat lain. Tanaman sambung nyawa dapat tumbuh dengan baik sampai ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini merupakan jenis tanaman perdu.
Sambung nyawa dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah termasuk tanah vulkanik, tanah gambut dan tanah sedimentasi tua, asalkan cukup gembur. Tanaman ini baik ditanam pada musim peralihan antara hujan dan kemarau. Pengadaan bibit tanaman sambung nyawa bisa dilakukan dengan cara membeli bibit jadi maupun dengan pembibitan sendiri.
Pembibitan sendiri dilakukan dengan cara membuat stek batang atau stek pucuk. Pembibitan secara stek bisa dilakukan di dalam polibag maupun lahan terbuka. Pembibitan dalam media polibag umumnya dilakukan dengan menggunakan stek batang yang panjangnya 7 – 15 cm atau minimal memiliki 3 ruas dan daunnya sudah dipotong. Untuk mempercepat pertumbuhan akar, stek batang bisa direndam dalam air kelapa. Bahan media tersebut menggunakan tanah dan kompos dengan perbandingan 1 : 1.
Ukuran polibag yang digunakan cukup kecil saja, berdiameter 15 cm atau 20 cm diisi sampai memenuhi 90% ketinggian polibag. Penanaman tidak boleh dilakukan dengan langsung menusukkan stek batang pada tanah, tapi harus dibuat lubang kecil dulu.
Pada saat awal penanaman, sambung nyawa tidak boleh terlalu banyak terkena sinar matahari sampai satu bulan pertama. Penyiraman dapat dilakukan sekali sehari dengan melihat kondisi media, bila tanah kering sebaiknya disiram, bila tanah basah penyiraman tidak perlu dilakukan. Tiga minggu kemudian setelah daun tumbuh 4 – 6 helai, tanaman sudah bisa dipindahkan ke lahan terbuka.
Bila pembibitan dilakukan pada lahan, prinsip yang digunakan sama seperti pembibitan pada polibag menggunakan stek batang dengan panjang 10 – 15 cm dan ditanam dengan membuat lubang tanam terlebih dahulu.
Penanaman mulanya dilakukan pada lahan yang berukuran lebih kecil dengan jarak kira-kira 8 cm dalam barisan dan 12 cm antar barisan. Kemudian tanaman sambung nyawa yang sudah memiliki 4 – 6 daun sempurna bisa dipindahkan ke lahan yang lebih luas dengan dicongkel tanamannya beserta tanahnya. Selain itu, pemindahan juga bisa dilakukan pada pot maupun polibag yang lebih besar.
Kemudian, penyiraman dan pengairan dilakukan sehari sekali. Penyiraman dilakukan bila tanah dalam keadaan cukup kering. Pemupukan sambung nyawa dilakukan dengan menggunakan pupuk ZA secukupnya. Kenmudian bila ada tanaman pengganggu di sekitarnya, tanaman pengganggu tersebut harus dicabut.
Panen daun sambung nyawa dilakukan ketika tanaman sambung nyawa telah menghasilkan 10 daun. Daun sambung nyawa yang diambil adalah daun yang sudah tua tetapi belum menguning.
Tanaman Sambung Nyawa merupakan tanaman yang sangat mudah digunakan sebagai obat dan sangat mudah dalam hal pembudidayaannya sehingga dapat menjadi penolong bagi masyarakat yang terkena hipertensi yang jauh dari fasilitas kesehatan dan termasuk dalam golongan ekonomi rendah. Dengan tanaman ini, diharapkan kasus hipertensi baik di Indonesia dan dunia dapat dicegah bahkan berkurang, mengingat dampak dari penyakit ini yang sangat berbahaya bagi keberlanjutan hidup manusia. Fungsi tanaman sambung nyawa yang sejauh ini hanya untuk terapi kanker diharapkan juga dapat diteliti lagi untuk menemukan fungsi lain dari tanaman ini, sehingga memperkaya khasanah tanaman herbal terutama yang berada di Indonesia.
Sumber :
http://agromedia.net/essay/tanaman-sambung-nyawa-gynura-procumbens-sebagai-terapi-hipertensi-mudah-dan-murah-awal-baik-untuk-hidup-sehat.html ;!-- End: http:// / -->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar