Senin, 07 Januari 2013

86% Lulusan SMK di Jateng Terserap Industri

86% Lulusan SMK di Jateng Terserap Industri
Wednesday, 02 February 2011 00:00

SEMARANG - Sejumlah 86 persen lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Tengah sepanjang 2010 hingga tahun ini, telah terserap ke dunia industri. Sementara sisanya, memilih mendirikan usaha sendiri dan melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Kunto Nugroho menerangkan, hal tersebut membuktikan bahwa kualitas pendidikan SMK saat ini telah meningkat. Selain itu, para lulusan dipercaya memiliki kompetensi yang tepat.
"Kondisi ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, dimana SMK dipandang rendahan, tempat berkumpulnya anak-anak nakal atau suka tawuran, serta tempat menghasilkan banyak pengangguran," katanya di Semarang, seperti dikutip dari Suara Merdeka.
Menurut dia, 4-5 tahun lalu, para orang tua menyekolahkan anaknya di SMK karena tidak diterima di SMA tujuannya yang dipandang favorit. "Namun sekarang, image buruk itu perlahan-lahan mulai terhapus. SMK pun kini menjadi pilihan utama. Untuk
itu, tepat kiranya jika pemerintah pusat mengkampanyekan agar calon siswa memilih bersekolah di SMK, paling tidak jumlahnya hingga 40 persen dibanding SMA," tuturnya.
Dengan bersekolah di SMK atau sering disebut pendidikan vokasi, kata dia, para lulusan akan siap berdaya guna di dunia industri atau lingkungan kerja, karena memang kurikulum di SMK telah disesuaikan, terutama lebih banyak pengajaran  praktik ketimbang teori seperti di SMA. "Pada akhirnya, jumlah pengangguran dan kemiskinan akan semakin menurun. Pendidikan vokasi inilah yang tepat diterapkan saat ini," lanjutnya.
Untuk meningkatkan penyerapan lulusan di dunia kerja, pihaknya mengaku, mengadakan berbagai langkah terobosan, seperti even job fair secara rutin. "Even ini amat efektif menarik lulusan SMK untuk cepat bekerja," ungkapnya.
Selain itu, Disdik Jateng menjadikan SMK sebagai pusat pegembangan terutama sains dan teknologi serta latihan (carier centre).
"SMK juga kami posisikan sebagai pusat produksi, sehingga outputnya benar-benar paham bagaimana menghasilkan suatu produk rakitan barang-barang elektronik maupun kendaraan bermotor.
Tak heran jika banyak siswa SMK di Jateng berhasil merakit motor, mobil, dan laptop yang bisa digunakan secara baik dengan tingkat kegagalan yang relatif  rendah. Hal ini harus terjadi di berbagai daerah lain," kata Kunto.*

http://yppti.org/index.php?option=com_content&view=article&id=399:86-lulusan-smk-di-jateng-terserap-industri&catid=8:warta-pendidikan-kejuruan&Itemid=11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar