Rabu, 29 Februari 2012

Handphone pencemar lingkungan berbahaya

Pendaur Ulangan Handphone
Sebuah ponsel berisi berbagai macam piranti elektronik seperti timah yang kebanyakan untuk men-solder komponen, Arsenic, dan Brominan sejenis senyawa atom dengan nomor 35 dimana sangat membahayakan kesehatan. Ponsel-ponsel lama kebanyakan menggunakan baterai NiCad yang di dalamnya terdapat Cadmium, Toxin, dan Carcinogen. Diperkirakan sekitar 130 juta ponsel atau sekitar 65.000 ton yang terbuang akan tidak digunakan lagi pada tahun-tahun berikutnya.
Beberapa negara seperti Australia dan Swiss mempunyai program khusus untuk menanggulanginya, seperti mendaur ulang ponsel-ponsel lama tersebut. Di Amerika Serikat, pemerintah federal tidak memusingkan hal tersebut. Akan tetapai beberapa negara bagian termasuk Callifornia mulai mengambil langkah khusus untuk menanggulanginya. The California Cell Phone Recycling Act bertugas untuk mencari ponsel-ponsel lama dari para konsumen untuk didaur ulang. Setelah diadakannya pertemuan, maka mereka sepakat untuk mengatur harga dan jumlah produk yang layak di pasarkan di Eropa dan hal ini di atur oleh Eropean Union, dengan begitu dirasa dapat mengurangi tingkat pembuangan ponsel-ponsel bekas. Kenyataan di lapangan terdapat tiga kata yang sangat sering dilakukan yaitu: mengurangi, daur ulang dan membuang. Ketiganya dijadikan alasan utama untuk masalah pembuangan ponsel sekarang ini. Daur ulang dan membuangnya sangat sering terjadi. Banyak perusahaan, pabrikan ponsel, dan pengumpul sampah ponsel sedang berusaha mencari jalan keluar agar masalah ini tidak berlarut-larut.
Perusahaan seperti AT&T, Cingular dan Tracfone menawarkan ponsel hasil daur ulang kepada para pengguna ponsel secara cuma-cuma. T-Mobile memberikan keleluasaan kepada penggunanya untuk menggunakan ponsel hasil daur ulang yang kompatibel dengan jaringan GSM (Global System for Mobile Communications). Atlanta Phone Recycler Collective Good merupakan salah satu dari beberapa perusahaan kecil yang mendedikasikan hidup mereka untuk ponsel. Collective Good tersebar sekitar 300 tempat di Amerika dan Kanada, termasuk San Diego YWCA. Kelompok ini mengumpulkan ponsel-ponsel dan mengirimkanya kepada para pendaur ulang untuk dapat dijual kembali. Collective Good juga menerima segala model ponsel yang masih dapat digunakan. Hal ini juga dapat mendatangkan uang untuk seperempat bagian lainnya, yang dapat di daur ulang dan di jual kembali, khususnya untuk daerah pemasaran di Amerika Latin, dimana orang-orang disana tidak begitu tertarik akan ponsel-ponsel baru.
Di Indonesia Sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, PT Bakrie Telecom Tbk akan mendaur ulang 50.000 telepon seluler dan ribuan baterai ponsel bekas. Presiden Direktur PT Bakrie Telecom Tbk Anindya Bakrie mengatakan, langkah daur ulang ini merupakan salah satu upaya dalam Kampanye Hijau untuk Negeri yang dia canangkan. Selain mendaur ulang ponsel dan baterai bekas, Bakrie Telecom juga melakukan langkah penghematan produksi kertas voucer isi ulang. Penghematan pengoperasian base tranceiver station (BTS) ramah lingkungan juga dapat mengurangi konsumsi energi hingga 30 persen dan memangkas biaya operasional hingga Rp 10 miliar per tahun.

Manfaat Daur Ulang Handphone
Industri untuk pendaur ulangan ponsel memang tidak sebanyak industri pembuat ponsel, namun di satu sisi industri ini mulai berkembang besar, dan rata-rata tidak bertujuan untuk keuntungan mereka sendiri. Namun daur ulang ponsel secara nyata telah memberikan solusi terhadap semakin menggunungnya sampah ponsel. Dampaknya mungkin sedikit banyak telah mengurangi menumpuknya ponsel bekas atau ponsel yang tak terpakai. Selain itu ternyata pendaur ulangan handphone dapat mengurangi emisi karbon dari aktivitas teknologi informasi karena Untuk memproduksi sebuah telepon genggam, misalnya, memerlukan penambangan dengan mengambil tanah sebanyak 100 kg. Padahal, kalau dibuang, sebuah ponsel memerlukan waktu 400 juta tahun agar dapat terurai.

http://industri15ayu.blog.mercubuana.ac.id/2010/12/27/daur-ulang-handphone/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar